Tugas Kesehat Mental
1.
Afiah rasdiana 10514377
2.
Annisa Kartika 11514375
3.
Arum Fajar 11514692
4.
Intan Julia
5.
Maytri nuradha 1D514163
6.
Mutiara frizka 17514681
7.
Nadira Sandra 17514750
8.
Nurma khairunnisa 18514230
1. Penyesuaian diri dan
pertumbuhan
a. Penyesuaian diri
Penyesuaian diri
merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu
agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan
lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut
dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat
hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya. Dalam
kehidupan sehari-hari, Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan
penting bagi terciptanya kesehatan jiwa/mental individu. Banyak individu yang menderita dan tidak mampu mencapai
kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri,
baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada
umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan
depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri dengan
kondisi yang penuh tekanan. Penyesuaian dapat diartikan atau dideskripsikan
sebagai berikut : Penyesuaian berarti adaptasi; dapat mempertahankan
eksistensinya, atau bisa survive dan
memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi
yang memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai
konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip.
Penyesuaian dapat diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk
membuat rencana dan mengorganisasi respon – respon sedemikian rupa, sehingga bisa
mengatasi segala macam konflik, kesulitan dan frustasi-frustasi secara efisien.
Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang
adekkuatt/ memnuhi syarat. Penyesuaian dapat diartikan penguasaan dan
kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara
positifmemiliki respon emosional yang tepat pada setiap situasi. Jadi dapat
disimpulkan bahwa, penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai
keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungan.
b. Pertumbuhan personal
Manusia merupakan makhluk
individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat
spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti
bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan
yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian
serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak
sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi
sedikit dan melalui proses yang panjang. Setiap individu pasti akan mengalami
pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang
sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan
keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat
dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti
menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan
mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga,
tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan
hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.
Carl Rogers (1961) menyebutkan 3 aspek yang
memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan :
1. Keikhlasan
kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
2.
Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali.
3. Keinginan
yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.
Faktor yang mempebgaruhi pertumbuhan personal :
1. Faktor
biologis
Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang,
kepribadian, atau warisan biologis yang sangat kental.
2. Faktor
geografis
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian
seseorangdan nantinya akan menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal
seseorang.
3. Faktor
budaya
Tidak di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting
dalam kepribadian seseorang, tetapi bukan berarti setiap orang dengan
kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama juga.
2. Stress
a. Arti penting stress
Istilah stres sering dan banyak di dengar dan bahkan diucapkan oleh kita
dalam kehidupan sehari-hari biasanya orang menggunakan istilah tersebut saat
mereka dalam keadaan penuh tekanan atau situasi sulit. Pandangan umum tersebut
tidaklah salah namun kurang menjelaskan arti stress yang sebenarnya.
Beberapa ahli berikut memberikan pandangannya mengenai stress, Menurut
Lazarus & Folkman (1986) stres adalah keadaan internal yang dapat
diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial
yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan
individu untuk mengatasinya. Stres juga adalah suatu keadaan tertekan, baik
secara fisik maupun psikologis ( Chapplin, 1999).
Atkinson (2000) mengemukakan bahwa stres mengacu pada peristiwa yang
dirasakan membahayakan kesejahteraan fisik dan psikologis seseorang. Situasi
ini disebut sebagai penyebab stres dan reaksi individu terhadap situasi stres
ini sebagai respon stres.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik pemahaman mengenai stres yaitu
sebagai suatu kondisi tidak stabil dalam diri yang disebabkan oleh tekanan dari
luar yang mengancam kesejahteraan fisik maupun psikologis.
b. Tipe-tipe stress
psikologis
1.
Stres kimia: merupakan jenis
stres yang ditimbulkan oleh beberapa reaksi dari konsumsi alkohol, rokok,
makanan dan minuman berpengawet yang dikonsumsi secara rutin.
2.
Stres fisik: stres jenis ini
terjadi karena berbagai keadaan. Seperti kecelakaan, posisi yang tidak tepat
saat tidur, atau terlalu lama beraktivitas di depan komputer.
3.
Stres emosional: stres ini
tidak bisa disembuhkan dengan obat medis. Karena stres ini berhubungan dengan
rasa marah atau frustasi yang seringkali menimbulkan stres.
Selye (dalam Munandar, 2001) membedakan stres menjadi 2
(dua), yaitu:
1.
Distress
merupakan jenis stres yang diakibatkan oleh hal-hal yang
tidak menyenangkan. Sebagai contoh: pertengkaran, kematian pasangan hidup, dan
lain-lain.
2.
Eustress
Merupakan jenis stres yang diakibatkan oleh hal-hal yang
menyenangkan. Sebagai contoh: perubahan peran setelah menikah, kelahiran anak
pertama, dan lain-lain.
c. Symptom,reducing respons
terhadap stress
Individu yang
mengalami stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan.
Untuk itu setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing
dengan keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang
ada.
Salah satu cara
menguranginya dengan supresi yaitu menekan konflik impuls yang tidak dapat
diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang
menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata “Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi.”
d. Pendekatan problem solving
terhadap stress
Merupakan jenis penyesuaian terhadap stres yang bersifat
disadari, berupaya menghilangkan sumber stres, tidak tergesa-gesa dan lebih
terarah serta ada strategi tertentu, sehingga lebih efektif. Jenisnya:
a.
memodifikasi diri agar lebih
toleran terhadap stres.
b.
memodifikasi situasi yang
menimbulkan stres.
MENINGKATKAN TOLERANSI TERHADAP STRES
a.
Toleransi terhadap tekanan.
Membiasakan diri bekerja di bawah stres dengan meningkatkan kemampuan dan
keterampilan.
b.
Toleransi terhadap frustrasi.
Berusaha lebih independen terhadap lingkungan mencoba memahami sumber frustrasi
kita belajar untuk menunda pemuasaan atau kesenangan.
c.
Toleransi terhadap konflik.
Menyadari adanya konflik mencari segi positif terbanyak dan efek emosionalnya.
d.
Toleransi terhadap kecemasan.
Mencoba tetap merasakan kecemasan tanpa mengurangi performa kita menggali lebih
banyak pengalaman dan belajar menghadapi situasi yang membuat kita cemas.
PENDEKATAN YANG BERORIENTASI TUGAS
a.
Pendekatan Asertif. Merupakan
pendekatan yang menekankan pada usaha-usaha individu untuk mengekspresikan hak
dan keinginan tanpa merebut hak orang lain.
b.
Pendekatan Menarik Diri. Dapat
dilakukan apabila sumber stres tidak dapat dihilangkan dengan asertif dan
kompromi. Strategi sementara untuk mengatasi stres yang dapat berakibat
memperburuk kesehatan individu tersebut. Misal: cuti kuliah untuk mengumpulkan
biaya kuliah.
c.
Berkompromi. Biasa digunakan
apabila agen sumber stres memiliki otoritas lebih tinggi dari kita, atau
sama-sama seimbang. Baik-buruknya sangat tergantung pada sejauhmana kepuasan
dapat diperoleh individu, dan sebesar apa usaha yang dilakukan untuk mengurangi
stres.
Tiga tipe kompromi:
1.
Comformity merubah sikap menjadi lebih realistik
mengikuti prosedur umum yang berlaku.
2.
Negotiation secara aktif mencapai kompromi dengan
berbagai situasi stres, biasa digunakan pada area publik dan interpersonal,
lebih baik daripada kompromi karena sifatnya mutual.
3.
Substitution memutuskan
alternatif pemecahan terbaik untuk mencapai tujuan yang sama.
Comments
Post a Comment